BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Penilaian Unjuk Kerja
1.
Pengertian
Penilaian unjuk kerja merupakan teknik penilaian berdasarkan hasil
pengamatan terhadap aktivitas
peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk
menilai ketercapaiannya kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas
tertentu misalnya, penyajian lisan : keterampilan berbicara, berpidato,
berdiskusi : pemecahan masalah dalam diskusi dan praktek shalat. Cara penilaian ini dipercaya lebih otentik dan
mencerminkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya dibandingkan dengan tes
tertulis.hasil penilaian ditaksir ke dalam suatu skor yang mengacu pada
penilaian kinerja dengan menggunakan ceklis atau skala likert misalnya, sangat
baik, baik, cukup, kurang dan sangat
kurang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat tes unjuk kerja (performance
assessment) adalah :
a.
Identifikasi semua langkah-langkah
kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari
suatu kompetensi.
b.
Kelengkapan dan ketepatan aspek yang
akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c.
Kemampuan-kemampuan khusus yang
diperlukan untuk menyelesaikan
tugas.
d.
Upayakan kemampuan yang akan
dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.
e.
Kemampuan yang akan dinilai
diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati.
2.
Teknik Penilaian Unjuk
Kerja
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai
konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk mengamati
unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut :
a. Daftar Cek (ceck-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan
dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak). Dengan menggunakan daftar cek,
peserta didik mendapat nilai bila kriteria
penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Kelemahan
cara ini adalah penilaian hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya
benar-salah, baik-tidak baik. Dengan demikian, tidak dapat nilai tengah, namun
lebih praktis.
Contoh
checklist: pengamatan Shalat Janazah
No
|
Aspek
yang dinilai
|
Baik
|
Tidak
baik
|
1
|
Menerangkan
gerakan takbiratul ihram
|
|
|
2
|
Melafalkan bacaan
setelah takbiratul ihram (takbir ke - 1)
|
|
|
3
|
Melafalkan
bacaan setelah takbir ke – 2
|
|
|
4
|
Melafalkan
bacaan setelah takbir ke - 3
|
|
|
5
|
Melafalkan
bacaan setelah takbir ke – 4
|
|
|
6
|
Memeragakan
gerakan dan ucapan salam
|
|
|
Jumlah
|
|
|
b. Skala Penilaian (rating scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian
memungkinkan penilai memberi
nilai tengah terhadap penguasaan
kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum dimana pilahan kategori
nilai lebih dari dua. Misalnya : 1 = sangat tidak tepat, 2 = kurang tepat, 3 =
agak tepat, 4 = tepat, 5 = sangat tepat. Dan perlu dilakukan penilaian lebih
dari satu orang penilai agar hasil
penilaian lebih akurat dan objektif.
Contoh
skala penilaian : Pengamatan Shalat Jenazah
No
|
Aspek
yang dinilai
|
Skor
Penilaian
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
Menerangkan
gerakan takbiratul ihram
|
|
|
|
|
|
2
|
Melafalkan
bacaan setelah takbiratul ihram (takbir ke - 1)
|
|
|
|
|
|
3
|
Melafalkan
bacaan setelah takbir ke – 2
|
|
|
|
|
|
4
|
Melafalkan
bacaan setelah takbir ke – 4
|
|
|
|
|
|
5
|
Melafalkan
bacaan setelah takbir ke – 4
|
|
|
|
|
|
6
|
Memeragakan
gerakan dan ucapan salam
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
Keuntungan
dalam tes skala penilaian antara lain :
1. Tepat untuk mengukur
psikomotor,
2. Tepat mengetahui
sikap yang merefleksi dalam tingkah laku sehari-hari,
3. Pendidik secara
langsung dapat mengamati dengan jelas.
Adapun
kelemahannya antara lain :
1. Apabila perintah
tidak jelas, maka tindakan yang muncul tidak sesuai dengan apa yang diharapkan,
2. Seringkali pendidik
terpengaruh oleh gerakan yang tidak menjadi indikator utama dalam penilaian,
3. Membutuhkan waktu
lama, dan
4. Sering kali terjadi
gangguan dalam pengamatan menyebabkan penilaian tidak objektif.
B. Penilaian Sikap
1.
Pengertian
Sikap bermula dari
perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang
dalam merespon sesuatu objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga
terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan.
Penilaian
sikap merupakan teknik penilaian ranah afektif yang didalamnya mencakup
penilaian minat, konsep diri, nilai, motivasi, dan sejenisnya. Instrumen sikap
bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu objek, misalnya
sikap terhadap guru, pelajaran, atau terhadap suatu kegiatan.
Secara
umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata
pelajaran adalah sebagai berikut :
a. Sikap terhadap mata
pelajaran,
b. Sikap terhadap
guru/pengajar,
c. Sikap terhadap proses
pembelajaran,
d. Sikap berkaitan nilai
atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran,
e. Sikap berhubungan
dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.
2. Teknik Penilaian Sikap
Teknik-teknik penilaian sikap secara ringkas
dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Observasi perilaku
Membedakan pengamatan secara langsung terhadap sikap
yang diambil anak-anak dalam situasi tertentu yang kongkrit akan dapat memberi gambaran yang lebih tepat dari
pada mendengarkan atau membaca jawaban anak-anak tentang apa yang dilakukannya
oleh anak itu dalam situasi tersebut. Metode ini merupakan metode yang baik
sekali untuk melengkapi hasi-hasil tertentu yang kita peroleh.
Contoh :
lembar pengamatan sikap peserta didik :
No.
|
Indikator
Sikap
Nama
Peserta didik
|
keterbukaan
|
ketekunan
|
kerajinan
|
Tenggang rasa
|
keramahan
|
Kerja sama
|
Tanggung jawab
|
Jumlah skor
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Catatan : Beri skor pada tiap indikator sikap
dengan angka 1 – 5 sesuai dengan
keadaannya.
Kriteria penilaian sikap :
Skor 1 = tidak pernah 7 – 14 =
Rendah
Skor 2 = pernah 15 – 27 = Cukup
Skor 3 = jarang 28 – 35 = Baik
Skor 4 = sering
Skor 5 = selalu
b. Pertanyaan Langsung atau Tertentu
Dengan interviu dapat diadakan hubungan yang bersifat
pribadi lebih-lebih apabila interviu itu dilakukan dalam keadaan yang tidak
formal. Dengan demikian,
dapat diadakan hubungan yang lebih bebas sehingga kita dapat mengetahui mengapa
anak-anak mempunyai sikap-sikap tertentu terhadap suatu masalah atau suatu hal.
Disamping mengadakan interviu terhadap anak-anak, perlu pula mengadakan
interviu dengan orang tua mereka. Sebab, orang tua mereka dapat memberikan
bantuan yang cukup banyak untuk mengetahui sikap anak-anak.
c. Laporan Pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta
didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapanya tentang
suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap.
Teknik ini agak sukar digunakan dalam mengukur dan
menilai sikap peserta didik secara klasikal. Guru memerlukan waktu lebih banyak
untuk membaca dan memahami sikap seluruh
peserta didik.
Lembar Pengamatan
Kelompok mata
pelajaran 1. Agama
2. Kewarganegaraan
3. Estetika
4. Jasmani
Perilaku/sikap
yang diamati :……………………………………..
Nama peserta
didik :……………………………………..
Kelas/semester :……………………………………..
No.
|
Deskripsi
Perilaku Awal
|
Deskripsi
Perubahan
|
Capaian
|
|||
Pertemuan……Hari/tgl
|
ST
|
T
|
R
|
SR
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
:
a.
Kolom capaian diisi dengan tanda
centang (V) sesuai
perkembangan perilaku
ST = perubahan sangat tinggi
T = perubahan tinggi
R = rendah
SR = sangat rendah
b.
Informasi tentang diskripsi
perilaku diperoleh :
1)
Pertanyaan langsung
2)
Laporan pribadi
3)
Buku catatan harian
C. Penilaian Tertulis
Penilaian
tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes dimana soal
dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam
menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban
tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai,
menggambar dan lain sebagainya.
D. Penilaian Proyek
(Penugasan)
1. Pengertian
Penilaian proyek
merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengelolaan, dan penyajian
data.
Dalam
menilai proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan
peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data serta penulisan laporan
b. Relevansi
Kesesuaian
dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan
keterampilan dalam pembelajaran.
c. Keaslian
Proyek yang
dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan
kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
2.
Teknik Penilaian Proyek
Penilaian proyek dapat dilakukan mulai dari perencanaan,
proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan
hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan
data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis. Penilaian dapat
menggunakan daftar cek atau skala penilaian.
Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian
proyek adalah :
a.
Melakukan pengamatan tentang
pengelolaan zakat di masjid di lingkungan tempat tinggal peserta didik.
b.
Melakukan penelitian sederhana
tentang pelaksanaan pendidikan islam di sekolah peserta didik.
E.
Penilaian Produk (Hasil
Kerja)
1. Pengertian
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses
pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian hasil
akhir dan proses. Penilaian hasil akhir seperti, kemampuan peserta didik dalam teknologi dan seni,
sedangkan Penilaian proses seperti, menggunakan teknik menggambar.
Pengembangan produk meliputi tiga (3) tahap dan setiap tahap perlu diadakaan penilaian
yaitu :
a.
Tahap persiapan, meliputi :
penilaian mendesain produk
b.
Tahap pembuatan produk (proses)
meliputi : penilaian menggunakan bahan dan alat
c.
Tahap penilaian produk (appraisal)
meliputi : penilian produk yang dihasilkan.
2. Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara
holistik atau analitik
a.
Cara analitik, yaitu berdasarkan
aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan.
b.
Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal.
F.
Penilaian Portofolio
1. Pengertian
Portofolio
adalah suatu kumpulan atau berkas bahan pilihan yang dapat memberikan informasi
bagi suatu penilaian kinerja yang objektif. Berkas tersebut berisi pekerjaan
peserta didik, dokumen atau gambar yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan
seseorang dalam lingkungan dan suasana kerja yang alamiah, yang sesungguhnya,
bukan dalam lingkungan dan suasana kerja yang dibuat-buat.
Penilaian
portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu
periode tertentu. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya
peserta didik secara individu pada suatu periode untuk suatu mata pelajaran.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah antara lain :
a. Karya peserta didik
adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri.
b. Saling percaya antara
guru dan peserta didik.
c. Kerahasian bersama
antara guru dan peserta didik.
d. Milik bersama (joint
ownership) antara peserta didik dan guru.
e. Kepuasan.
f. Kesesuaian.
g. Penilaian proses dan
hasil.
h. Penilaian dan
pembelajaran.
2. Teknik Penilaian
Portofolio
Teknik
penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai berikut
:
a. Jelaskan kepada
peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya merupakan kumpulan hasil
kerja peserta didik yang digunakan guru untuk penilaian, tetapi juga digunakan
oleh peserta didik sendiri.
b. Tentukan bersama
peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang dibuat.
c. Kumpulkan dan
simpanlah karya-karya setiap peserta didik dalam suatu map atau folder di rumah
atau loker masing-masing di sekolah.
d. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi
perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu
ke waktu.
e. Tentukan kriteria
penilaian sampel portofolio dan
bobotnya dengan para peserta didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya
para peserta didik.
f. Minta peserta didik menilai
karyanya secara kesinambungan.
g. Setelah suatu karya
dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik diberi kesempatan
untuk memperbaikinya.
h. Bila perlu buatlah
jadwal pertemuan untuk membahas portofolio.
3. Penentuan Isi
Portofolio
Isi dalam
portofolio harus dapat menggambarkan perkembangan kemampuan siswa yang sesuai
dengan standar kompetensi seperti yang dirumuskan dalam kurikulum. Misalkan
apabila tujuan penggunaan portofolio adalah kemampuan peserta didik dalam membuat
sebuah karangan, maka isi portofolio adalah perkembangan kemampuan anak dan
mulai mengembangkan ide atau gagasan, menentukan tema, menyusun kalimat,
menyusun pragraf, dan seterusnya hingga penyusunan karangan secara utuh.
Dalam
penilaian portofolio memiliki beberapa manfaat, diantaranya :
a. Penilaian portofolio
dapat memberikan gambaran yang utuh tentang perkembangan kemampuan peserta
didik.
b. Penilaian portofolio
merupakan penilaian yang autentik (kemampuan yang nyata).
c. Penilaian portofolio
merupakan teknik penilaian yang dapat mendorong peserta didik pada pencapaian
hasil yang lebih baik dan lebih sempurna.
d. Penilaian portofolio
dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik.
e. Penilaian portofolio
dapat mendorong para orang tua peserta didik untuk aktif terlibat dalam proses
pembelajaran peserta didik.
G. Penilaian Diri
1. Pengertian
Penilaian
diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai
dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk
mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Keuntungan
penggunaan penilaian diri di kelas antara lain :
a. Dapat menumbuhkan
rasa percaya diri peserta didik.
b. Peserta didik dapat
menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya.
c. Dapat mendorong,
membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur.
2. Teknik Penilaian
Diri
Penilaian
diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu,
penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan kriteria
penilaian yang akan digunakan.
b. Merumuskan format
penilaian, dapat berupa pedoman pesnkoran, daftar cek, atau skala penilaian.
c. Meminta peserta didik
untuk melakukan penilaian diri.
d. Guru mengkaji sampel
hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan
penilaian diri secara cermat dan objektif.
e. Menyampaikan umpan
balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian terhadap sampel hasil
penilaian yang diambil secara acak.
Contoh Penilaian Diri :
PARTISIPASI
DALAM DISKUSI KELOMPOK
Nama :........................................................
Nama-nama Anggota Kelompok :........................................................
Kegiatan Kelompok :........................................................
Isilah pertanyaan berikut dengan jujur.
Untuk no. 1 s.d 5 dengan memberi tanda centang (V) pada huruf A, B, C, dan D :
No.
|
Aspek yang dinilai
|
Skor penilaian
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
||
1
|
Selama diskusi saya mengusulkan ide
kepada kelompok untuk didiskusikan
|
|
|
|
|
2
|
Ketika kami berdiskusi, tiap orang
diberi kesempatan mengusulkan sesuatu
|
|
|
|
|
3
|
Semua anggota kelompok kami melakukan
sesuatu selama kegiatan
|
|
|
|
|
4
|
Tiap orang sibuk dengan yang
dilakukannya dalam kelompok saya
|
|
|
|
|
5
|
Selama kerja kelompok,
saya..............
|
|
|
|
|
|
Ø Mendengarkan orang
lain
|
|
|
|
|
|
Ø Mengajukan
pertanyaan
|
|
|
|
|
|
Ø Mengorganisasi
ide-ide saya
|
|
|
|
|
|
Ø Mengorganisasi
kelompok
|
|
|
|
|
|
Ø Mengacaukan
kegiatan
|
|
|
|
|
|
Ø melamun
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
6
|
Apa yang kamu lakukan selama kegiatan
berlangsung ? ..................................................................................................................................................................................................................
|
||||
7
|
Dan seterusnya
..............................................................................
|
Keterangan :
A :
Selalu
B :
Sering
C :
Kadang-kadang
D :
Tidak pernah
DAFTAR
PUSTAKA
Nurkancana, Wayan. 1986. Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha
Nasional.
Sahlan,
Moh. 2007. Penilaian Berbasis Kelas, Teori dan Aplikasi dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum 2006). Jember : Center for Society
Student.
Rohanah
Hidayati, Titiek. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Jember : Center for
Society Student.
TEKNIK PENILAIAN BERBASIS
KELAS
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Evaluasi
Pembelajaran
Yang dibimbing Oleh Drs. Moh. Sahlan.
Oleh:
Khoiri Fadli : (084 081 168)
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JEMBER
April, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagasan tentang penilaian telah mengalami perubahan
penting. Dalam pandangan yang baru, proses pembelajaran dan penilaian merupakan
dua hal yang tak dapat dipisahkan. Penilaian memberikan informasi tentang
pencapai dan penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar oleh peserta
didik. Sementara itu, guru merancang dan melaksanakan pembelajaran agar peserta
didik dapat mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tekah
ditetapkan. Dengan kata lain, melalui penilaian, guru akan memperoleh informasi
tentang bagaimana seharusnya guru merancang/mendesain pembelajaran dan
bagaimana seharusnya peserta didik belajar.
Dengan adanya perubahan kurikulum dari sebelumnya yang
berorientasi pada isi pelajaran menjadi kurikulum yang berorientasi pada
kompetensi, memilki konsekuensi pada berbagai aspek pembekajaran disekolah.
Salah satunya adalah aspek penilaian. Ketika kurikulum terdahulu berlaku,
penilaian hanya dititik beratkan pada penguasaan atau pencapaian pada satu
aspek saja, yakni hanya pada aspek kognitif saja. Namaun, ketika kurikulum
berorientasi pada kompetensi, penilaian tak hanya menitik beratkan pada aspek
kognitif saja saja, namun juga pada aspek yang lain, yakni afektif dan
psikomotorik.
Pada bab-bab selanjutnya dalam makalah ini akan
dibahas mengenai teknik penilaian berbasis kelas yang merupakan teknik
penilaian dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Dalam teknik penilaian
kelas ini, ada beberapa cara penilaian yang dapat dilakukan oleh guru.
B. Rumusan Masalah
1. Penilaian Unjuk Kerja
2. Penilaian Sikap
3. Penilaian Tertulis
4. Penilaian Proyek
(Penugasan)
5. Penilaian Produk
(Hasil Kerja)
6. Penilaian Portofolio
7. Penilaian Diri
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa penilaian unjuk kerja merupakan teknik penilaian berdasarkan
hasil pengamatan terhadap aktivitas
peserta didik dalam melakukan sesuatu. Adapun tekniknya antara lain daftar Cek
(ceck-list) dan skala Penilaian (rating scale).
Penilaian
sikap merupakan teknik penilaian ranah afektif yang didalamnya mencakup
penilaian minat, konsep diri, nilai, motivasi, dan sejenisnya. Tekniknya
antara lain: observasi perilaku dan pertanyaan langsung atau tertentu laporan
pribadi.
Tes tertulis
merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam
bentuk tulisan. Dalam
menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban
tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai,
menggambar dan lain sebagainya.
Penilaian proyek merupakan kegiatan
penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengelolaan, dan penyajian data seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan
penyiapan laporan tertulis. Penilaian dapat menggunakan daftar cek atau skala
penilaian.
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses
pembuatan dan kualitas suatu produk. Adapun teknik yang dapat dilakukan antara
lain: cara analitik dan cara holistic.
Portofolio adalah suatu kumpulan atau
berkas bahan pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian
kinerja yang objektif.
Penilaian
diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai
dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar